Reportaseterkini.net - Dari Anas bin Malik; “Rasulullah pernah berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Dan tidak diragukan lagi bahwa di balik sunah Rasul ini ada petunjuk medis, faidah kesehatan, dan hikmah yg besar. Hadits diatas mengandung beberapa pelajaran;
• Dianjurkannya untuk bersegera dalam berbuka puasa.
• Dianjurkannya untuk berbuka puasa dengan ruthab (kurma basah), apabila tidak ada maka boleh memakan tamr (kurma kering), jika tidak ada pula maka minumlah air.
• Rasulullah berbuka dengan beberapa buah kurma sebelum melaksanakan shalat. Hal ini merupakan cara pengaturan yg sangat teliti, karena puasa itu mengosongkan perut dari makanan sehingga liver (hati) tidak mendapatkan suplai makanan dari perut dan tidak dapat mengirimnya ke seluruh sel-sel tubuh. Sementara rasa manis merupakan sesuatu yg sangat cepat meresap dan paling disukai liver (hati) apalagi kalau dalam keadaan basah. Setelah itu, liver (hati) pun memproses dan melumatnya serta mengirim zat yg dihasilkannya ke seluruh anggota tubuh dan otak.
• Air adalah pembersih bagi usus manusia dan itulah yg berlaku alamiyah hingga saat ini.
Imam Ibnul Qayim rahimahullaah memberikan penjelasan tentang hadits di atas; “Cara Rasulullah yg berbuka puasa dengan kurma atau air, mengandung hikmah yg sangat mendalam sekali. Karena saat berpuasa lambung kosong dari makanan apapun. Sehingga tidak ada sesuatu yg amat sesuai dengan liver (hati) yg dapat di disuplai langsung ke seluruh organ tubuh serta menjadi energi, selain kurma dan air. Karbohidrat yg ada dalam kurma lebih mudah sampai ke liver (hati) dan lebih cocok dengan kondisi organ tersebut. Bila tidak ada juga, cukup beberapa teguk air untuk mendinginkan panasnya lambung akibat puasa sehingga dapat siap menerima makanan sesudah itu”. (Almanhaj.or.id).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar