Pemimpin ahli bedah sekaligus penanggung jawab utama dalam penelitian mumi ini adalah Prof. Dr. Maurice Bucaille. Bucaille adalah ahli bedah kenamaan Prancis, dan pernah mengepalai klinik bedah di Universitas Paris.
Bucaille menyayat sedikit demi sedikit bagian tubuh raja yang mengaku sebagai tuhan tersebut. Dari tubuh itu, dia menemukan konsentrasi kadar garam yang tinggi tertinggal dalam tubuh tersebut. Peneliti mengambil kesimpulan bahwa Firaun ini mati karena ombak yang menelannya. Pertanyaan yang lebih rumit muncul, bagaimana mungkin jasad ini lebih utuh, sempurna dari jasad raja lainya meski dikeluarkan dari laut.
Sang Profesor menyiapkan Laporan Akhir dari penelitian tersebut yang berjudul “Les momies des Pharaons et la midecine” (Mumi Fir’aun; Sebuah Penelitian Medis Modern). Akan tetapi salah seorang dari peneliti berkata pada Bucaille, ” Jangan terburu-buru, sesungguhnya umat islam telah mengetahui ini jauh 1400 tahun lalu”. Bucaille berfikir keras, bagaimana mungkin teknologi dan pengetahuan zaman dahulu mampu menjelaskan misteri ini.
Dihadapan hadirin, Bucaille melaporkan hasil penelitianya. Bahwa fir'aun memang mati karena tenggelam di Laut Merah. Kemudian salah seorang diantara mereka berdiri Orang Islam yang membacakan Al Quran yang artinya : “Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS. Yunus : 92)
Seketika itu juga hati Bucaille bergetar, kakinya lemas dan menitikan air mata mendengar ayat tersebut. Kini dia faham, bahwa utuhnya jasad firaun adalah janji dan campur tangan Yang Maha Kuasa. Allah. Setelah itu, Bucaille masuk islam. lantas dia mempelajari Alquran, dan informasi ilmiah di dalamnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar