Do’a adalah pangkal dari segala kebaikan. Ia juga pangkal kemenangan, solusi, hidayah, dan juga taufiq (pertolongan) dalam segala aspek amal Islam, dakwah, tarbiyah, hisbah (ibadah), dan jihad.
Disebabkan oleh do’a Nabi Nuh beserta orang-orang yang beriman bersamanya diselamatkan oleh Allah dan orang-orang kafir ditenggelamkan.
“Maka dia (Nuh) mengadu kepada Rabbnya: “bahwasanya aku ini adalah orang yang dikalahkan, oleh sebab itu menangkanlah (aku).” Maka Kami bukakan pintu-pintu langit dengan (menurunkan) air yang tercurah. Dan Kami jadikan bumi memancarkan mata air-mata air, maka bertemu lah air-air itu untuk suatu urusan yang sungguh telah ditetapkan. Dan Kami angkut Nuh ke atas (bahtera) yang terbuat dari papan dan paku, Yang berlayar dengan pemeliharaan Kami sebagai belasan bagi orang-orang yang diingkari (Nuh).” (Qs. Al-Qamar [54] : 10-14)
Disebabkan oleh do’a pula Nabi Yunus selamat dari perut ikan paus, setelah tiga malam berada di dalam kegelapannya.
“Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: “Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim.” Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (Qs. Al-Anbiyaa’ [21] : 87-88)
Disebabkan oleh do’a kesulitan yang menimpa Nabi Ayyub as. dan diangkat oleh Allah.
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Rabbnya: “(Wahai Rabbku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”
Maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Allah.”
(Qs. Al-Anbiyaa’ [21] : 83-84)
Disebabkan oleh do’a Nabi Musa as. diselamatkan oleh Allah dari Fir’aun dan kaumnya.
“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Wahai Rabbku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang dzalim itu.” (Qs. Al-Qashash [28] : 21)
Allah juga memberikan taufiq kepada Musa sehubungan dengan dakwahnya kepada Fir’aun dan kaumnya, di samping juga dia meneguhkannya di hadapan mereka. Sungguh posisi Musa pada saat itu benar-benar dalam keadaan yang sulit dan berat. Sampai sejauh mana hal itu, hanya dapat dipahami oleh mereka yang berani menyuarakan kebenaran di mana pun kapanpun.
“Berkata Musa: “Wahai Rabbku, lapangkanlah untukku dadaku dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku,” (Qs. Thaahaa [20] : 25-26)
Disebabkan oleh do’a Allah menghancurkan dan membinasakan Fir’aun beserta kaumnya, kemudian menguasakan Bani Israil di muka bumi.
“Musa berkata: “Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau telah memberi kepada Fir’aun dan pemuka-pemuka kaumnya perhiasan dan harta kekayaan dalam kehidupan dunia, Wahai Rabb Kami – akibatnya mereka menyesatkan (manusia) dari jalan Engkau. Wahai Rabb kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kunci matilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih.” AlIah berfirman: “Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui.””(Qs. Yunus [10] : 88-89)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar