Menikahi seseorang sama halnya dengan membawa dia pada sebuah benteng kokoh yang selama ini kita tinggali
Sebelum menikahinya Anda harus jujur kepadanya tentang siapa diri Anda dengan sebenar-benarnya jujur
Dia punya hak untuk tahu siapa diri Anda tanpa topeng, 'apa adanya' dan 'adanya apa', sebetapa memalukan diri Anda
Dia punya hak untuk mengerti, siapa orang yang dengan beraninya menawarkan diri untuk menjadi pelindungnya
Dia punya hak bertanya, siapa lelaki yang nanti akan menanamkan benih ke rahimnya melahirkan generasi pilihan
Dia punya hak untuk yakin, kepada siapa dia menyerahkan separoh jiwa dan nafasnya untuk kebahagian dunia akhirat
Kita akan mengenal siapa diri kita melalui orang lain, ketika kita melepaskan topeng dan memasang kejujuran
Ini dunia nyata bukan maya, di dunia maya Anda bisa memakai topeng kebajikan, menstatusi diri dengan segala puji
Dunia nyata tak butuh pencitraan layaknya dunia maya, sebetapa pun kita sigap akan terungkap siapa diri kita
Kasihan dia diawal perkenalan jika kau suguhi kepalsuan, tapi lebih kasihan dirimu pertanggjawabkan kepalsuan dihadapan-Nya
Yuk jujurlah pada dirimu, sememalukan apapun dirimu. Jujurlah di dunia maya maupun nyata, bahwa 'aku adalah aku'. Bukan 'aku' yang kau citrakan di dunia maya. Tapi 'aku' seperti apa adanya dirimu, agar calonmu tak tertipu. ============================== Inspirasi diatas juga bisa berlaku sebaliknya, untukmu calon isteri.
Sangat senang, jika sahabat-sahabat sekalian menyebarkan inspirasi ini. Sila LIKE & SHARE dengan tetap mencantumkan sumbernya.
Semoga bermanfaat dan barakah | .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar