Senin, 30 Mei 2016

Saya Hijrah Setelah Mendengar Ceramah Aa-Gym

BAGI scenester punk/hardcore era 90-an akhir, nama THE FORTY’S ACCIDENT sudah tidak asing ditelinga mereka, khususnya di Surabaya. Mereka termasuk band hardcorepunk yang cukup dikenal dan produktif dalam memproduksi album. Band ini memang sempat bubar pada tahun 2000, namun kemudian terbentuk kembali pada tahun 2009 dengan formasi yang baru.


Dahulu, band ini dimotori oleh 5 orang, yang 2 diantaranya adalah kakak-adik, yaitu Jack dan Aik. Jack saat itu mengisi posisi vokal, sedangkan Aik sebagai gitaris. Sejak tahun 1997 hingga 2000, mereka sudah merilis 2 full album dan 1 EP dalam bentuk kaset, serta ikut dalam berbagai kompilasi.

Secara ideologis, band ini awalnya mengusung pemikiran anarkisme. Lirik lagu mereka semakin hari menjadi lebih politis dan militan. Namun pada saat mereka terbentuk kembali pada tahun 2009 lalu, pemikiran yang diusung oleh band hardcorepunk ini berubah 180 derajat. Mereka kini lebih banyak bicara tentang nilai-nilai Islam, khususnya dalam ranah amar ma’ruh nahi munkar.

Mengapa mereka berubah sampai sedemikian rupa? Ternyata ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, karena kakak-adik Jack dan Aik pada tahun-tahun 2000an awal mulai menyukai ceramah-ceramah Aa Gym.

“Saya dulu suka sekali beli kaset ceramahnya Aa Gym. Kami putar berulang-ulang sampai hafal isinya. Hehehe,” kata Aik.

“Satu hal yang membuat saya berubah, dari ceramah Aa Gym, dia mengajak kita untuk terus menerus mengoreksi diri kita lebih dulu ketimbang mengoreksi orang lain. Nah, ini yang sejak dulu nggak saya pikirkan. Saya pikir kalau ada ketidakadilan di masyarakat itu berarti pemerintahnya pasti yang nggak bener. Tapi sejak itu saya mikirnya beda. Saya jadi sadar kalau diri saya sendiri juga masih sering nggak bener, kok nyalahin orang lain,” lanjutnya.

Kedua, THE FORTY’S ACCIDENT berubah drastis menjadi sangat Islami karena dampak dari meninggalnya Jack pada tahun 2007 lalu, saat tidur malam. Saat itu, Jack sudah hijrah sepenuhnya, dan menjadi aktivis dakwah. Siang malamnya diisi dengan aktivitas yang memperdalam ilmu agama sekaligus membuat gerakan-gerakan dakwah lokal. Bagi Aik, adiknya, meninggalnya sang kakak adalah pelajaran berharga bahwa hidup ini harus berorientasi pada akhirat.

Sejak itu, Aik bertekad untuk mengikuti jejak Jack.

“Setelah kakak saya meninggal, saya masuk ke kamar tidurnya. Saya baca-baca buku peninggalan dia. Ternyata mayoritas buku-buku Islam! Saya bilang ke ibu untuk merawat buku-buku itu. Sejak itu saya jadi gila buku. Saya meniru semangat belajar yang selama ini dilakukan kakak saya,” kata Aik.

Sejak tahun 2009, formasi THE FORTY’S ACCIDENT berubah. Aik kini mengisi posisi vokal. Kemudian 3 personel lainnya adalah teman-teman baik Jack saat masih hidup. Mereka orang-orang yang hanif dan sama-sama ingin berubah menjadi orang yang lebih baik.

Dari formasi itu, THE FORTY’S ACCIDENT menghasilkan 2 album baru. Diantaranya “Against The Stream” (2010) dan “Between Regret and Hope” (2013). Kedua album itu dirilis dalam label Ghuraba Records, sebagaimana band-band lain seperti band melodic-punk KETAPEL JIHAD dan rapper SALAMEH HAMZAH.

Jika ditanya mengapa Aik masih memilih untuk berdakwah melalui musik, dia menjawab “Musik itu cuma alat. Buat mengirim pesan-pesan dakwah kami ke teman-teman kami yang masih belum tergerak untuk berhijrah. Kalau mereka diajakin pengajian jelas nggak mau. Makanya kami pakai musik hardcorepunk. Mereka baru bisa paham kalau pakai bahasa musik.”

Sumber : punkmuslim.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar